Dari sebuah kisah perjalanan Prabu Tawang Alun sang
pengembara yang konon dalam perjalannannya selalu di temani sahabat tercintanya
yaitu seekor hewan “Macan Putih”. Di dalam pengembaraan prabu tawang alun
bersama sahabat tercintanya yaitu seekor hewan “Macan Putih” meninggalkan
petilasan di desa macan putih sebelah timur selatan macan putih di situlah letak sampai sekarang ini masih
utuh tempat petilasan Prabu tawang alun.
Beliau mengembara bersama macan putih dan prajurit2nya
berjalan kearah selatan di situlah
beliau menemukan suatu tanaman pohon lirang ( kolang kaling ) yang tumbuh lebat
di tempat itu dengan singkat cerita prabu tawang alun menamakan suatu tempat
tersebut GOMBOLIRANG ( Gombol = Grombol, banyak dan Lirang = Pohon lirang ) di
sempurnakan menjadi Gombolirang.
Sang prabu
bersama macan putih dan prajurit2nya
kembali berjalan kearah selatan disitulah prabu tawang alun menemukan
tempat yang sangat banyak tanaman bambu dan sangat luas nama bamboo tersebut
adalah bambu Benel (Pring Benel), singkat cerita luas tanaman bamboo Benel
tersebut di akhir zaman ini pecah menjadi 2 wilah yaitu : Benelanlor dan
benelan kidul, cerita sang prabu tawang alun lenyap bagai di telan bumi, munculah
cerita anak turun dari Prabu tawang alun yg konon cerita muncul sebuah nama
tokoh “JOKO PEKIK”
Joko pekik dalam cerita bertemat tinggal di gunung
JOKO PEKIK yang letaknya arah selatan desa benelanlor (Selatan Makam umat islam
desa benelanlor) dengan kesaktian Prabu Joko pekik gunung yang setinggi itu di
tutup oleh ilmu kesaktian beliau yang tidak tampak oleh kasat mata kalau
dilihat dari kebupaten banyuwangi, namun apabila dilihat dari pulau Bali maka
akan tampak jelas ketianggian gunung yang disebelah selatan desa benelanlor
tersebut (Gunung Joko Pekik).
Prabu joko pekik memiliki permaisuri yang cantik
jelita berambut panjang,terurai setiap hari memakai mahkota berkulit kuning
langsat akan tetapi sampai dikemajuan zaman sekarang ini nama permaisuri
tersebut belum terungkap, singkat cerita Prabu Joko pekik turun gunung untuk
mengembara seraya berkata kepada sang permaisuri dan sekaligus memohon pamit
“ SAYA AKAN MENGEMBARA BERJUANG MENEGAKKAN
KEBENARAN DAN KEADILAN SEBAB SETELAH SAYA BERMEDITASI BERDZIKIR MEMOHON KEPADA
TUHAN YANG MAHA ESA BAHWASANNYA BESOK TANAH JAWA INI AKAN DI JAJAH OLEH ORANG
ASING, UNTUK ITU KEPADA ADINDA PERMAISURI DENGAN ILMU KESAKTIAN YANG SSAYA
MILIKI ADINDA AKAN SAYA MOHONKAN KEPADA UHAN YANG MAHA ESA UNTUK TIDAK
MENINGGALKAN TEMPT INI YAKNI DESA BENELANLOR INI DAN AGAR ADINDA TIDAK
DIMASUKKAN KEGOLONGAN MANUSIA2 BIASA NAMUN SAYA MOHONKAN SUPAYA DIGOLONGKAN
TERMASUK MAKHLUK HALUS ( JIN ) ATAU YANG LAIN “
Di zaman kemajuan sampai sekarang ini kisah cinta
Prabu Joko pekik dan permaisuri terpisah serta prabu joko pekik lenyap sudah.
Cerita seorang bidadari sang permaisuri prabu joko
pekik sampai saat ini di desa benelanlor masih sangat harum semerbak baunya
bagaikan harum bunga sedap malam dikarnakan dizaman kemajuan seperti sekarang
ini masih banyak masyarakat desa
benelanlor yang sering di jumpai keluarnya sang bidadari yang muncul tiba2 dari
arah selatan desa bnelanlor tempat di perempatan jalan desa benelanlor dan
berjalan kearah utara. Banyak yang di jumpai keluarnya permaisuri tersebut dan konon
beliau berdzikir mendo’akan sluruh masyarakat desa benlanlor agar didalam
kehidupannya selalu di beri keberkahan oleh Tuhan yang Maha esa.
Pada suatu malam beberapa orang yang perduli dengan
keselamatan desa serta masyarakat benelanlor mengadakan meditasi setiap masing2
pojok desa benelanlor sekelompok orang tersebut mengadakan adzan agar supaya
desa benelanlor beserta masyarakatnya di berikan keselamatan dan selalu dilindungi
oleh Allloh SWT tiba2 munculah seorang bidadrai yang rambutnya terurai dan kepalanya
memaki mahkota yang wajahnya begitu cantik berjalan dari arah gunung joko pekik
tepatnya di perempatan jalan desa benelanlor menuju kearah utara di situlah
sekelompok orang yang peduli keselamatan desa benelanlor tercengang terkagum
kagum melihat sosok wanita yang begitu cantik, namum semakin jauh semaikn
menghilang oleh pandangan mata dan lenyap di perempatan sebelah utara desa
benelanlor dan akhirnya sampai saat ini
terkenal desa benelanlor memiliki Danyang (Penjaga) wilayah seoarang Putri yang
cantik jelita dan anehnya sampai saat ini nama putri tersebut belum ada yang
tahu yang kesetiap hari dikenal dengan nama Danyang Putri.
Desa Benelanlor adalah desa yang sangat makmur gemah
ripahloh jinawi masyarakatnya rukun, tentram erat tali persaudaraan di jalin
antara tokoh ulama’ tokoh masyarakat dan bersama pemerintah desanya (Umaro’)
karakteristik masyarakat desa benelanlor kalau bisa di gambarkan seperti halnya
memiliki symbol yakni RATU LEBAH MADU yang artinya seperti halnya lebah diam
tidak mau mengganggu dengan mencari makan berlandaskan sesuatu yang halal atau
yang suci (Sari bunga) dan apabila masyarakat desa benelanlor terusik
ketentramannya maka sesmua masyarakat akan bergerak dan mencari siapa yang
berani mengusik desa benelanlor ini. Di mulai dari pemerintahan petama kali
yang dipimpin oleh Tokoh pemimpin yang terkenal yaitu bernama TOPO WIJOYO setelah wafat Topo
Wijoyo desa benelanlor dipimpin oleh Joyo Harjo, sepeninggal Joyo Harjo desa
benelanlor dipimpin oleh Mangun Truno, setelah mangun Truno Wafat desa
benelanlor dipimpin oleh Joyo Sembodo (Lurah Jum), Joyo Sembdo wafat desa
benelanlor dipimpin oleh Lurah Bapak Salwati (Julukannya), setelah meninggal
desa benelanlor dipimpin oleh Singodigjoyo, singodigjoyo meninggal dunia desa
benelanlor dipimpin oleh Bapak Lurah rehani, Lurah Rehani meninggal desa
benelanlor dipimpin oleh Lurah Said, Lurah said meninggal tahun 70an desa
benelanlor dipimpin oleh Joyo Karto (Lurah Dahari) setelah Joyo Karto meninggal
desa benelanlor dipimpin oleh Lurah Sumardi, setelah Lurah mwafat desa
benelanlor dipimpin oleh Lurah Husein (Utusan dari Kecamatan ) setelah bapak
husen meninggal dunia desa benelanlor dipimpin oleh Bapak H.Soedirjo, setelah
H. Sudirjo Purna Tugas tahun 2000-an desa benelanlor dipimpin oleh Bapak
H.Mohammad ABBAS dan setelah H Mohammad Abbas Purna Tugas pada tanggal 29
September 2007 desa benelanlor dipimpin oleh Bapak ANIP HARIYADI dengan gelar
(Lurah JOYO TRESNO ) yang artinya Joyo = Kuat dan Tresno = Welas (sayang,Cinta)
jadi beliau (BAPAK ANIP HARIYADI ) memiliki sfat yang penyayang.
0 komentar:
Posting Komentar